Sunday, July 1, 2012

Pep: Tiki-Taka Tak Hanya di Sepak Bola


KOMPAS.com - Kamis (28/6) malam, tak dinyana, sosok yang paling banyak dibicarakan dalam lima tahun belakangan ini akhirnya muncul di hadapan umum. Maklum, setelah mengumumkan pengunduran dirinya sebagai manajer klub FC Barcelona, banyak orang menduga-duga di mana ia akan berlabuh. Sampai saat ini pun, teka-teki itu belum terjawab.

Sosok itu adalah Josep Guardiola, mantan manajer paling sukses di klub Catalan, Spanyol, itu. Bagaimana tidak. Sebanyak 14 gelar dalam empat tahun kepemimpinannya membuat orang berdecak kagum. Salah satu legenda sepak bola di klub itu, Johan Cruyff, tersaingi. Prestasinya fenomenal!

Laki-laki yang memiliki nama lengkap Josep Guardiola i Sala itu mengaku tak punya resep apa pun. Bagi bapak tiga anak ini, semuanya sangat sederhana.

Kerja sama. Semua orang harus mau bekerja sama. Tak ada yang lebih baik dalam sebuah tim selain kerja sama, katanya saat diundang untuk berbicara dalam gala dinner yang diadakan oleh perusahaan pelumas otomotif global, Castrol Asia-Pacific di Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis (28/6) malam.

Pria yang biasa disapa Pep ini mengatakan, sepak bola adalah olahraga yang mengutamakan kerja sama. Bermain dalam kompetisi seketat La Liga, liga domestik Spanyol, dengan persaingan yang sangat ketat, tanpa kerja sama, tuturnya, sebuah klub tak akan bisa bersaing.

Tiki-taka, teknik bermain FC Barcelona, semakin dikenal setelah Pep menangani klub ini. Menurut Pep, tiki-taka itu adalah sebuah hal yang sederhana karena penguasaan bola adalah hal yang mendasar. Hal itulah yang selalu diingatkan dan dilatih secara serius oleh Pep kepada seluruh anggota tim.

Andres Iniesta, Xavi Hernandez, dan Lionel Messi memang dikenal sebagai raja lapangan tengah Barcelona. Namun, hal itu tak membuat yang lain tak bekerja karena, menurut Pep, semua siap bertahan dan menyerang sekaligus. Saat lawan mendekat, pemain sudah harus tahu ke mana dia harus melangkah atau mendistribusikan bola, katanya.

Tampil dengan kemeja biru keabuan berbalut jas abu-abu, Pep mengatakan, pujian tak boleh hanya terlontar kepada pelatih atau manajer. Seluruh pemain dan staf yang berada di balik hasil positif sebuah tim patut mendapat apresiasi.

Saya tak mungkin bekerja sendiri. Terlalu banyak yang harus dikerjakan, sementara kemampuan terbatas, kata laki-laki kelahiran Santpedor, 41 tahun lalu itu. Ditambahkan, ada 26 orang, di luar Andres Iniesta dan kawan-kawan, yang membantunya menangani tim sehari-hari, dengan tugas masing-masing.

Sentuhan personal


Hal lain yang ditekankan Pep adalah sentuhan personal dari pelatih atau manajer kepada anggota tim. Setiap pemain punya karakter dan budaya sendiri. Manajer harus bisa memahami karakter anggotanya, tuturnya.

Peraih gelar World Manager of The Year 2009 dan 2011 dari sebuah majalah sepak bola terkemuka ini mengatakan, menghadapi kendala internal ataupun di lapangan, seorang manajer harus tetap tenang dan fokus. Bila tak tenang, hal itu akan berdampak kepada anggota lainnya dan tentu saja berdampak pada hasil di lapangan.

Untuk mengatasi hal itu, menyerap banyak informasi mengenai kondisi tim dan kondisi calon lawan menjadi sangat krusial. Semakin banyak informasi, dirinya semakin tenang.

Pep dalam akhir diskusinya di hadapan para undangan mengatakan, tiki-taka tak hanya di sepak bola. Semua bidang bisa menerapkannya. (MHD)


Via: Pep: Tiki-Taka Tak Hanya di Sepak Bola

0 comments:

Post a Comment